IndoIM.com - Dalam bisnis online maupun offline, seorang marketing biasanya mempunyai tipe cara memasarkan produkknya dengan salah satu atau kombinasi type-type berikut.
Jika melihat table 3 Tipe Penjual (lihat gambar), pasti
kebanyakan ingin menjadi tipe Konsultan, kenapa? Karena pada dasarnya
kita sebagai pembeli tak mau di ‘bully’ dan sebagai penjual tak mau
dibenci. Tapi pada kenyataannya, masih banyak tipe penjual ‘pengejar
order’ alias “pokoknya harus closing..!”.
Pengejar Order
Ntah alasannya kepepet, ngejar komisi atau pun punya keyakinan/alasan
super bahwa produknya dijamin dapat memberikan solusi bagi konsumen.
Terutama bagi mereka yang telah ‘tercuci otak’ oleh sebagian kelompok
penjualan dengan iming-iming komisi dan atau bonus rekrut plus
jalan-jalan keluar negeri, serta mobil BMW (biasanya merek ini yang
paling sering disebut). Seperti inilah skrip penjualan pengejar order:
“Produk ini sangat super bagus sekali..! Direkomendasikan langsung oleh
Profesor XYZ dari antah berantah dan sudah digunakan oleh orang-orang
terkenal sebelumnya. Mendapatkan ribuan penghargaan internasional (mbuh
dari mana). Bisa menyembuhkan segala macam penyakit (kecuali takabur)
dan sangat luar biasa kuadrat..” >> sambil mulutnya berbusa, he
he..
Anehnya, makhluk pengejar order ini koq gak ada habisnya,
gugur 1 tumbuh seribu. Yang paling menjengkelkan adalah mengatasnamakan
‘Peri Penolong’. Wajar saja jika para konsumen pun akan mewartakan,
“Jangan dekat-dekat, ntar diprospek..!”.
Bagaimana jika kita jual
produk yang kemungkinan hanya sekali berjumpa dengan konsumen, misalnya
di tempat wisata, menjual cinderamata dengan cara super ngeyel? Ya
silakan saja, bukan benar atau salah, adanya konsekuensi disumpahi, mau?
Buat apa barang kita laku, tapi transaksi itu menjadi tidak berkah,
sebaliknya serapah.
Profesional
Dikerjar target tak harus
mengorbankan hubungan baik. Tipe perofesional adalah solusinya. Carilah
target pasar yang tepat, itulah kuncinya. Jangan tawarkan popok bayi
kepada mereka yang belum menikah. Jangan tawarkan perhiasan kepada
mereka yang buat makan aja pas-pasan.
Jika target pasar sudah
tepat, selanjutnya adalah bagaimana menyampaikan pesan bahwa mereka
membutuhkan produk Anda. Menjual dengan memberikan informasi yang
dibutuhkan lebih elegan daripada hanya sekedar suka dengan Anda. Karena
lebih bisa diduplikasi kedepannya. Tentu saja jangan abaikan ilmu
komunikasi (pacing – leading).
Konsultan
Alangkah
indahnya, jika setiap uang yang kita dapatkan dari penjualan berbonus
doa dari konsumen. “Makasih ya udah ditunjukkan produk yang pas. Semoga
Allah melimpahkan rejekimu. Jangan sungkan kalau ada yang bisa
kubantu..”
Menjadi penjual tipe konsultan, tentu memakan waktu
lebih lama daripada tipe pengejar order. Tapi fondasi yang dibangun
karena menebar manfaat dan kepuasanlah yang membuat rejeki lebih
langgeng. Tak ada yang benar atau pun salah. Adanya adalah
konsekuensi/akibat dari suatu tindakan. Tentu tak semua pembeli juga
suka dilayani oleh tipe konsultan yang apa adanya. Kadang konsumen ingin
tetap berjarak dan ‘dijilat’ atau disanjung meskipun itu bohong.
Saya masih sering mengkombinasikan tipe professional dan konsultan,
tergantung konsumen suka yang mana. Karena kepuasan memiliki sifat
subyektif, bukan obyektif. Masing-masing pelanggan berbeda.
Kembalilah ke definisi apa itu Pemasaran. Bukan sekedar produk laku,
tapi bagaimana memuaskan pelanggan dan menguntungkan perusahaan. Tidak
salah satunya, tapi keduanya. Jika tidak terpenuhi, lebih baik “No
Deal”.
Dalam suatu percakapan dengan pelanggan saya..
Bapak : Mas J, dimana cari barang seperti ini?
Saya : Oh di toko A ada Bapak.
Bapak : Kalau di tempat Mas J ada?
Saya : Saya juga ambil dari dia Bapak.
Bapak : Terus kalau mau ambil dari Mas J, lebih mahalkah?
Saya : Pasti Bapak, kira-kira 10% lebih mahal.
Bapak : Ya udah gak papa, kirim ya barangnya..
Saya : Siap..!
Laku juga tuh..
-Mas.J-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar